Proyek tanggul laut Cilegon-Gresik menjadi sorotan publik setelah Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyatakan bahwa pembangunannya tidak harus seluruhnya menggunakan beton. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) juga memberikan masukan penting terkait desain tanggul yang lebih ramah lingkungan.
Lalu, seperti apa solusi yang ditawarkan? Simak penjelasan lengkapnya berikut ini!
Mengapa AHY Usulkan Tanggul Tak Full Beton?
AHY, sebagai salah satu tokoh yang concern terhadap pembangunan berkelanjutan, menekankan bahwa tanggul laut sebaiknya tidak hanya mengandalkan struktur beton. Beberapa alasannya meliputi:
- Dampak Lingkungan – Pembangunan tanggul beton masif dapat mengganggu ekosistem pesisir, termasuk habitat mangrove dan biota laut.
- Biaya Tinggi – Konstruksi beton memerlukan anggaran besar, sementara alternatif lain bisa lebih efisien.
- Ketahanan Jangka Panjang – Struktur alami seperti vegetasi pantai dapat menjadi pelindung tambahan dari abrasi.
Rekomendasi KKP untuk Tanggul Ramah Lingkungan
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendukung gagasan AHY dengan beberapa rekomendasi teknis, antara lain:
1. Hybrid Engineering (Gabungan Beton dan Vegetasi)
KKP menyarankan kombinasi antara struktur beton dengan penanaman mangrove dan vegetasi pantai untuk mengurangi dampak abrasi secara alami.
2. Penggunaan Material Lokal
Material seperti batu alam atau terumbu karang buatan bisa menjadi alternatif yang lebih berkelanjutan dibanding beton konvensional.
3. Desain yang Adaptif dengan Perubahan Iklim
KKP mendorong pembangunan tanggul yang mampu beradaptasi dengan kenaikan muka air laut dan perubahan iklim, bukan hanya sekadar struktur kaku.
Respons Publik dan Pakar
Beberapa ahli kelautan menyambut baik usulan ini. Dr. Anugrah Takdirillah, pakar ekologi pesisir, mengatakan:
“Pendekatan hybrid engineering lebih sustainable karena memadukan teknologi dan ekosistem alami.”
Sementara itu, sejumlah nelayan setempat berharap proyek ini tidak mengganggu aktivitas perikanan tradisional.
Kesimpulan
Gagasan AHY dan rekomendasi KKP tentang pembangunan tanggul laut Cilegon-Gresik yang tidak 100% beton patut dipertimbangkan. Solusi ramah lingkungan seperti hybrid engineering dapat menjadi jawaban untuk mengurangi dampak ekologis sekaligus mengoptimalkan anggaran.
Dengan pendekatan yang lebih berkelanjutan, proyek ini diharapkan tidak hanya melindungi wilayah pesisir, tetapi juga menjaga kelestarian alam.