CEO Xiaomi Buka Suara Usai 3 Tewas Imbas Mode Autopilot Mobil Listrik
Xiaomi, perusahaan teknologi raksasa asal Tiongkok, baru saja menghadapi ujian berat setelah mobil listrik dengan fitur autopilotnya dikaitkan dengan insiden tragis yang menewaskan 3 orang. Bagaimana tanggapan CEO Xiaomi, Lei Jun?
Insiden Tragis yang Mengguncang Industri Mobil Listrik
Beberapa hari lalu, dunia otomotif dan teknologi dikejutkan oleh berita kecelakaan fatal yang melibatkan mobil listrik Xiaomi dengan mode autopilot aktif. Menurut laporan awal, kendaraan tersebut gagal mendeteksi penghalang di jalan, mengakibatkan tabrakan yang menewaskan tiga orang.
Insiden ini langsung memicu perdebatan tentang keamanan sistem mengemudi otonom (autonomous driving) dan tanggung jawab produsen teknologi.
Tanggapan Resmi CEO Xiaomi, Lei Jun
Dalam pernyataan resminya, Lei Jun, CEO Xiaomi, menyampaikan duka mendalam atas korban jiwa dan memastikan bahwa perusahaan sedang bekerja sama dengan pihak berwenang untuk menyelidiki penyebab kecelakaan.
“Kami sangat berduka atas kejadian ini. Keselamatan pengguna adalah prioritas utama kami, dan kami akan melakukan segala upaya untuk memastikan teknologi kami lebih aman di masa depan,” ujar Lei Jun.
Xiaomi juga mengonfirmasi bahwa mereka akan:
- Menghentikan sementara fitur autopilot untuk evaluasi lebih lanjut.
- Memperbarui sistem keamanan berdasarkan temuan investigasi.
- Memberikan kompensasi kepada keluarga korban.
Apakah Teknologi Autopilot Sudah Cukup Aman?
Kecelakaan ini kembali mempertanyakan keandalan sistem mengemudi otonom. Beberapa pakar menyebut bahwa teknologi ini masih dalam tahap pengembangan dan memerlukan pengawasan manusia.
- Tesla, salah satu pelopor mobil autopilot, juga pernah menghadapi kasus serupa.
- Regulasi pemerintah dinilai perlu diperketat untuk memastikan keamanan pengguna jalan.
Apa Langkah Selanjutnya dari Xiaomi?
Xiaomi, yang baru beberapa tahun meluncurkan divisi mobil listrik, kini berada di bawah tekanan untuk membuktikan bahwa produk mereka aman. Beberapa langkah yang diumumkan:
- Peningkatan sensor dan AI untuk deteksi objek lebih akurat.
- Pelatihan pengemudi tentang batasan fitur autopilot.
- Transparansi data kepada publik terkait investigasi kecelakaan.
Insiden ini menjadi pengingat bahwa teknologi canggih sekalipun memiliki risiko. Xiaomi, sebagai pendatang baru di industri otomotif, harus bekerja ekstra keras untuk memulihkan kepercayaan konsumen.