Industri otomotif Tanah Air tengah diguncang kabar mengejutkan: sejumlah dealer mobil Honda di berbagai kota resmi tutup permanen. Fenomena ini menimbulkan tanda tanya besar di kalangan konsumen dan pelaku industri. Apa yang sebenarnya terjadi? Apakah ini pertanda perubahan besar di industri otomotif nasional?
“Pada dasarnya kami selalu bersikap terbuka terhadap perubahan dan merespon positif setiap peluang maupun tantangan yang ada. Pembukaan maupun penutupan dealer adalah hal yang wajar dalam sebuah bisnis,” kata Billy via sambungan telepon, Senin (26/5).
“Kami menghormati setiap keputusan yang diambil oleh masing-masing dealer sebagai bagian dari strategi bisnis mereka,” ucap Billy kemudian.
Sebelumnya Honda telah menutup permanen dealer di wilayah Jemursari, Surabaya, dan terbaru Honda Pasteur.
Ia menambahkan Honda terus melakukan ekspansi bisnis dengan membangun dealer di sejumlah daerah yang selama ini belum dijangkau dengan baik, khususnya di luar Jawa.
“Bagi kami di HPM, yang terpenting adalah memastikan konsumen tetap mendapatkan pelayanan terbaik, dengan jaringan yang cepat, mudah dijangkau, dan dekat dengan kebutuhan mereka,” ucapnya.
“Karena itu, kami terus fokus mengembangkan jaringan di area yang masih belum ter-cover dengan baik. Khususnya di luar Pulau Jawa agar akses terhadap produk dan layanan Honda tetap merata,” ujarnya menambahkan.
Dealer Honda yang tutup diduga telah beralih menjadi jaringan penjualan merek mobil listrik China.
Billy menanggapinya bahwa pihaknya sangat siap berkompetisi dengan perusahaan otomotif manapun di Tanah Air.
“Kami menyambut kompetisi sebagai bagian dari dinamika industri. Bagi Honda, kunci untuk tetap bersaing adalah menghadirkan produk yang berkualitas, terbukti, dan relevan dengan kebutuhan konsumen Indonesia,” ujar Billy.
“Selain itu, kekuatan jaringan purna jual, kepercayaan konsumen, serta pengembangan teknologi seperti hybrid dan elektrifikasi menjadi fondasi kami dalam menjaga daya saing di tengah persaingan yang semakin ketat,” tutup Billy.